Selasa, 27 Mac 2012

BICARA MENYULAM NADA



Indah mengulam nada
Saat bisanya manusia berkata-kata
Adakalanya manis bak madu
namun kadang pahit bak hempedu

Bagaimana harus berkata nista
jika iman hanya di atas para
sekadar tunjukkan buat pendeta
untuk nilaian matanya manusia

Saat kau ditegur malu
Saat kau dipuji tersipu
Saat meminta rasanya pilu
Namun saat memberi jiwanya merdu

Kalamku bukan pencetus
Namun indahnya nilaian si virus
hadiah buat si gadis mulus
Agar tenang saat jasad tertimbus


Nukilan kata ana kian malap...semalap matahari yang kian hilang sangkar merahnya,,,berganti jingga...kian kelam kerna ingin bergantikan malam....Kenapa ana sukakan malam??....sinerginya malam ibarat magnet di hati ana....mengajak ana untuk menilai di mana timbul mentari? begitu juga arahnya...apakah sempat menyaksikan matahari terbit keesokan harinya?? pernah ditanya pada diri apakah esok mentari akan terbit dari timur?? sedangkan matahari tak pernah jemu mengulangi kitaran tugasnya inikan pula manusia.....malu pula ana pada senyuman mentari...."erti putus asa"???


Ana, nilaian putus asa itu rugi di sisi Allah s.wt..mainan iman di dalam diri.....teringat jenaka seorang sahabat.
"Ana kalau Allah permudahkan untuk dapat orang yang ana sayang..ana akan pertahankan sehingga diri ana tenang dan redha" bicara sahabat ana....dalam hati ana pula berbicara "kalau ana pula, ana lebih suka undur diri memberi kepada yang lain sebab ana tak suka berebut".....putus asakah itu??

Sebelum mencuba untuk berusaha, perasaan takut akan kehilangan sesuatu terlebih dahulu memintas... akhirnya tekad mengundur diri daripada menghadapi kekalahan dan kegagalan....sememangnya sakit bila kita gagal tapi terlebih menyakitkan jika kita gagal mencari akan hikmahnya. kerna perasaan manis itu muncul tatkala ditemui akan jalan keluar dari kegagalan tersebut berbekalkan pengalaman dari kegagalan.

jangan bersedih wahai daie.....jika beribu aturan kau usahakan untuk memujuk hati mad'u namun  gagal... makan selidikilah di mana kurangmu..jika kau lebih suka mengungkit akan jasamu dahulu itu lebih menyakitkan..kerna perbandingan itu sangat menyakitkan..dahulu sewaktu giat menjadi daie yang berjawatan...ana lebih suka meratakan taraf pemikiran mad’u untuk memudahkan gerak kerja dakwah...namun sebenarnya ana tersilap menilai manusia... jika mahu berbicara dengan manusia perlu ada nadanya...jika tersilap nada maka tersilaplah tafsirannya....kerna jiwa manusia itu lembut.... namun ada juga yang sudi menerima kritikan sebagai medan mentarbiyah dirinya...namun ingatlah bahawa dakwah itu available metodnya... namun tidak menyimpang dari landasan yang sebenar. Tapi ana sangat memandang tinggi pada jiwa-jiwa yang sudi ditarbiyah dan mentarbiyah dengan kesusahan dan kekerasan kerna kentalnya jiwa mereka dan betapa rendahnya ego mereka...jangan berputus asa wahai daie... jika engkau tidak mampu mengubah mad'u maka jangan engkau lupa bahawa engkau hanyalah wasilah dan Allah s.w.t jualah pemberi hidayah.

Wahai diri...saat engkau jatuh kerana kekuranganmu maka bangunlah menggenggam tangan dengan tekad tidak mahu kalah dengan seorang bayi yang tidak pernah mengalah saat jatuh berkali-kali.......saat masih bertatih mengenal dunia. Kadang-kadang jiwamu juga ego.. tidak mahu dipandang lemah...maka tidak salah engkau merasa tercabar... tapi binalah cabaran itu menjadi tangga untuk mendaki sesuatu kemenangan itu dengan lebih tertib dan berstrategi. Itulah pautan manusia pada usaha untuk membina emosi yang seimbang seharian..namun diri jangan dilupa bahawa jiwa-jiwa ini Allah s.w.t yang pegang...maka pohonlah padanya moga ditetapkan hati ini di atas landasan agamaNYA dan ketaatan padaNYA.

Wahai jiwa yang ingin dicintai... sabarkanlah keinginanmu... jika engkau menginginkan suatu kesempurnaan atas perasaan itu...maka usahakanlah untuk dihalalkan... maka perasaan itu menjadi sangat manis atas syariat yang berkat. Namun ianya "asbab" kepada kelekaanmu dalam dunia angan-anganmu...kuatkanlah diri menjadi setegas Rabiatul Adawiyah yang menolak cinta seorang ulama yang hebat atas keresahan kerna dipagut cinta Ilahi dari jiwanya. Tangisan seorang hamba yang hanyut dalam dunia cinta manusia sehingga terperangkap bersama-samanya....apakah jika engkau putus asa dengan cinta manusia, engkau turut putus asa terhadap cinta Si Pencipta Cinta???. saat engkau jatuh dan kecewa dengan cinta nista....tadahan cinta Ilahi sentiasa membelaimu di saat mana pun engkau berada.....jika engkau sudah hanyut dengan belaian cintaNYA, maka dihadirkan cinta insan yang turut mencintaNYA sedalam cinta engkau padaNYA... betapa indah cinta manusia yang terpatri atas dasar cinta Ilahi yang didambakan????..... Allahurabbi... 


Allahurabbi...ana dan sahabat-sahabat tidak akan berputus asa dengan rahmatMU ya Rabbi...tidak kami malu menadah tangan meminta RahmatMU dalam segenap jiwa kami... Saat kami menangis...kami merasa dibelai dengan pujukanMU yang merdu....lafaz kata-kata azimat melembutkan hati yang kecewa dan putus asa......senyuman alam yang turut membisikkan kata-kata penguat pabila hati terbuka untuk menilai hikmah kejadian makhlukMU.....bangunlah wahai jiwa yang kesempitan...atur langkahmu..adulah kepadaNYA yang Maha Mendengar kerna Dia lebih mengetahui keinginan hatimu....ana tersenyum kembali mendengar bisikan malam menyapa lembut selepas monolog menghisab diri..........

Tiada ulasan:

Catat Ulasan